Aku berdoa agar tidak menjadi guru tapi justru Allah menjadikanku seorang guru

Ketika menikah akan ada impian sendiri, impian pasangan, dan impian bersama.

Sebab ketika menikah, kita tidak hanya memikirkan diri sendiri, melainkan ada tanggung jawab terhadap pasangan dan terhadap anak.

Dulunya ketika jomblo kita bebas saja meletakkan target mimpi kita. Merasa mimpi itu dalam genggaman. Jauh dari kata mustahil bagi si pemimpi ulung.

Hari ini aku adalah seorang istri, yang ingin mewujudkan mimpi suaminya menjadi pengusaha. Aku seorang ibu, yang bermimpi mengantarkan putranya menjadi orang sholih. Hingga aku lupa dengan mimpiku sendiri.

Kubuang impian menjadi animator karena terlalu impossible. Kukubur mimpi menjadi arsitek karena tidak berada di jalur yang tepat. Belum lagi mimpi sekolah di SMANISDA, sekolah impian setiap anak di Sidoarjo. Ataupun kuliah di ITS, kampus impian di Surabaya. Bukankah aku juga pernah bermimpi menjadi crafter, menjadi bos dengan merk pribadi. Selain menjadi seorang penulis tentunya. Pada skala kecil aku ingin menjadi booktagram.

Tapi tak pernah ada list menjadi guru. Pekerjaan apapun asal jangan jadi guru Ya Allah. Pintaku saat itu. Sebab aku tak pernah merasa pantas atau cocok bekerja dengan anak-anak.

Ternyata Allah punya pilihan lain untukku. Hari ini aku amat bersyukur berada di tempat ini sebagai seorang guru. Sangat senang bisa berinteraksi dengan anak-anak itu. Mungkin disinilah kebermanfaatanku. Aku berdoa agar tidak menjadi guru tapi justru Allah menjadikanku seorang guru. Alhamdulillah.

Lalu setelah menjadi guru apa aku berhenti bermimpi? Tidak. Aku suka belajar, dan aku ingin memperdalam ilmuku. Berkali-kali Pak Yai mengingatkan untuk segera daftar S2, memang sebelumnya aku pernah minta izin. Hanya saja, aku hari ini berbeda. Punya tanggung jawab lebih berat. Ada hal-hal yang tak bisa kuceritakan atau kutulis.

Ya Allah jadikan aku menjadi hamba-Mu yang pandai bersyukur. Aku merasa cukup ya Allah. Kalau memang mimpiku tidak terwujud ya sudah. Lebih baik mengubah energi yang kumiliki pada hal lain. Paling penting passion itu tidak statis, passion itu dinamis. Tidak harus sesuai rencana kita asalkan sesuai rencana Allah. Terus belajar bagaimanapun caranya. Belajar tidak disempitkan pada ruang kuliah. Tidak terbatas pada usia tertentu. Belajarnya sepanjang masa, selama kita sungguh-sungguh, selama kita mau belajar.

eLKISI, 21 September 2023

Nasihat untuk diri yang kadang insecure dan kurang bersyukur di hari lahir ke 32 tahun

Suatu hari setelah Upacara Kemerdekaan 17 Agustus

Penulis:

Hamba Allaah. Muslimah. Physics teacher. Love crafting. Love writing. Love reading. Spread the possitive energy!

Tinggalkan komentar