What a woman need

I write as a ‘quarter century’ year old woman.

Sekarang saya bisa merasakannya. Menikmati fase doki-doki persiapan menikah. Ditanya kesiapan, siap sih siap Insya Allah. Tinggal nunggu yang klik dan nunggu yang ngehalalin aja.

Bismillaah, ini pemikiran saya pribadi berdasarkan apa yang saya pelajari dan pahami selama ini.

Saya tidak ingin menikah karena cinta saja. Sejatinya karena cinta itu datangnya dari Allah, hal itu bisa muncul dari ketaatan kita pada perintahNya. Bagi saya cinta itu semacam hadiah pernikahan dari Allah jika prosesnya sesuai syariatNya.

Saya bukan penganut paham cinta pada pandangan pertama. Yaah walaupun tiap hari ketemu, walau teman pun, yang kita ketahui hanyalah sebagian kecil dari orang tersebut. Sebaliknya, yang diketahui orang tersebut hanya sebagian kecil dari kita. Saya ingin menjalani semua sebagaimana mestinya, kalau bahasa saya sih, menjalani sebagaimana orang normal pada umumnya. Sebelum khitbah saya ingin cukup kenal siapa orang yang akan mengkhitbah saya. Saya harus tau latar belakangnya. Memastikan visi misinya sesuai dengan punya saya. Seperti orang normal lainnya lah, tukeran biodata ya tukeran biodata. Lalu kroscek segala informasi. Menanyakan apa yang perlu ditanyakan. Itu penting. Saya tidak ingin karena emosi sesaat akhirnya ada yang terlewat. Tentu semua proses diiringi dengan pendekatan kepada sang pencipta. Allah yang memberi perintah untuk menikah, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam sudah memberi contoh dan rambu-rambunya. Saya ingin tetap berada di koridor yang tepat. Tak henti berdo’a dan tak lelah meminta petunjuk. Saya takut karena ke-sok tau-an kita sebagai manusia malah melupakan sang pencipta.

Saya pribadi tidak mematok standar yang bagaimana bagaimana. Namun, jika dituliskan dengan bahasa saya. Saya akan menyebutkan dua syarat:

Apik. Sholih harga mati. Pastikan bukan orang syiah dan bukan pendukung ahoax. Hahaa~ Pastikan role model nya adalah Nabi Muhammad. Pastikan orang yang mau terus belajar.

Asyik. Dua orang sholih yang bersama belum tentu cocok lho. Itu kata ustadz Nuzul Dzikri. Pastikan secara karakter kita klik. Sesuai dengan diri kita. Bisa menerima satu paket kelebihan dan kekurangannya. Pastikan dialah partner yang pas buat kita seumur hidup.

Sebetulnya semua perempuan itu sama. Suka diistimewakan. Suka diperjuangkan. Dan butuh kepastian. Selebihnya masing-masing perempuan punya kriteria tersendiri 🙂

Treat a woman well yeah!

Best-of-you-are-best-to-their-women