Netral

muslim-family1

“Tidak ada yang namanya netral dalam mendidik anak. Kalau kita tidak menanamkan kebaikan pada anak maka akan ada orang lain yang menanamkan keburukan padanya.”

Ayah tegas + Ibu kuat = Anak hebat

Ya, sama seperti ketika belajar elektronika dulu. Kalau nggak nyala ya mati, nggak ada yang namanya redup. Seperti biner, kalau nggak 1 ya 0. Kalau bukan taat ya maksiat. Maka kalau bukan surga ya neraka. Pilihannya hanya ada dua.

Katakan yang haq itu haq dan yang bathil itu bathil. Biarkan anak mengetahui sejak dini, mana yang benar dan salah. Mana yang boleh dan yang tidak. Anak tidak boleh dibiarkan bimbang. Orang tua harus senantiasa mendampingi dan membimbing. Membiarkan anak memilih sendiri sesuai keinginan tidaklah selalu tepat. Namun, terlalu memaksakan tanpa memahamkan juga tidak tepat. Buat anak mengerti dulu. Tanamkan aqidah. Kokohkan ketauhidan. Contohkan adab dan akhlak.

Jangan segan berkata jangan. Tidak usah ragu berkata tidak. Remember, seorang Lukman saja dengan tegas berkata kepada anaknya agar jangan pernah menyekutukan Allah.

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” (QS. Lukman: 13).

Sumber: https://muslim.or.id/20020-nasehat-akhlak-dari-lukman-pada-anaknya.html

Orang tua adalah teladan. Anak pertama itu role model bagi adik-adiknya.

Saya anak pertama dari seorang adik perempuan dan seorang adik laki-laki. Semaksimal mungkin saya ingin menjadi role model bagi mereka dalam bidang apapun. Meski tentu saya penuh keterbatasan dan jauh dari kata sempurna. Sebab saya tahu, tanpa saya sadari adik-adik saya akan melihat saya. Saya harus berakhlak mulia. Saya harus rajin sekolah. Saya harus menjadi manusia bermanfaat. Terutama kepada adik perempuan saya. Bagaimana etika saya sebagai perempuan itulah yang akan dicontohnya. Dan bagi adik laki-laki saya, bagaimana saya menjadi perempuan cerdas dan tegas itulah yang ingin saya tunjukkan.

Tapi jangan pernah mengira saya sempurna melakukan itu semua, apalagi berhasil. Jauh. Jauh sekali.

Kita belajar dari orang tua kita bagaimana cara mendidik. Kita belajar dari guru-guru kita bagaimana menghargai yang lebih muda. Ambil semua yang baik dan ganti semua yang kurang baik. Iringi setiap langkah dan keputusan kita dengan do’a. Libatkan Allah selalu. Kita berusaha, Allah yang menentukan hasilnya.

Netral tidak pernah ada dalam pendidikan islam.

 

-Terinspirasi dan terkesan dengan pernyataan ustad Felix Y. Siauw-

Syawal, 1438 H.